Berkurang dan Hilangnya Nafsu Makan Pada Anjing dan Kucing
- Perubahan lingkungan yang mendadak di sekitar anjing dan kucing kesayangan kita; misalnya rumah kita yang biasanya tenang atau sepi tiba-tiba mendadak ramai atau gaduh (karena kunjungan saudara, keluarga besar, teman ataupun pesta, serta biasanya waktu pergantian malam tahun baru). Selain itu, perubahan lingkungan juga dapat berupa perubahan suhu dan kelembapan (misalnya, anjing dan kucing yang biasanya kita tempatkan di ruang ber-AC tiba-tiba kita tempatkan di ruang atau lingkungan tidak ber-AC).
- Stress bisa karena poin 1 dan atau adanya penghuni lain. Penghuni lain yang dimaksudkan adalah hewan lain; misalnya kita mengadopsi anjing atau kucing lain.
- Perubahan pakan secara mendadak. Idealnya, perubahan pakan harus dilakukan bertahap.
- Sedang berada pada fase berahi (estrus). Kondisi ini biasanya ditandai oleh tanda-tanda berahi lainnya seperti keluar darah "mens" (pada anjing betina), rontoknya rambut, perubahan perilaku, berguling-guling dan sering menggesekkan bagian pantatnya ke tembok (pada kucing betina), dan perubahan suara (pada kucing betina), biasanya nafsu makan masih ada (tidak terjadi hilangnya nafsu makan) dan hewan masih terlihat aktif.
- Kucing dan anjing jantan yang sedang tertarik untuk kawin (biasanya terdapat kucing atau anjing betina yang sedang berahi). Tentunya pada kucing dan anjing yang tidak dikebiri.
- Kecacingan, biasanya disertai gejala diare, diare berdarah, kadang disertai keluarnya cacing (bisa cacing tambang atau cacing pita), dan muntah.
- Penyakit organ dalam dan metabolisme yang biasanya terjadi pada anjing dan kucing yang berumur senior/tua; misalnya penyakit ginjal, hati, persendian, dan sebagainya.
- Peradangan di saluran pencernaan (lambung dan usus), biasanya akan disertai oleh gejala demam (suhu tubuh > 39.7 C), hilangnya nafsu makan, hewan terlihat lemah, muntah, diare.
- Penyakit infeksi; penyakit infeksi virus yang sering menyerang anjing dan kucing kesayangan dan berkaitan dengan pencernaan diantaranya adalah canine parvovirus dan distemper (pada anjing), serta feline panleukopenia virus (pada kucing). Tanda klinis dari infeksi virus diantaranya adalah lemah, lemas, suhu tubuh bisa tinggi (> 39.9 C) atau rendah (< 36.0 C), hilangnya nafsu makan, muntah, diare berair dan berbau khas. Penyakit infeksi virus lainnya seperti rhinotracheitis, calicivirus dan feline infectious peritonitis (pada kucing).
- Penyakit infeksi oleh bakteri dan parasit lain (protozoa); infeksi bakteri ditandai oleh demam tinggi (>39.7 C), lemas, muntah, hilang nafsu makan, diare; sedangkan infeksi parasit biasanya tidak disertai demam.
- Adanya infestasi ektoparasit, seperti caplak (di anjing), pinjal/kutu loncat (kucing dan anjing), tungau scabies (anjing dan kucing), tungau demodex (anjing), dan tungau telinga (anjing dan kucing). Apabila terjadi infestasi parasit maka hewan akan fokus kepada kegatalan atau alergi yang disebabkan oleh parasit tersebut.
- Feline Urinary Syndrome yang sering terjadi pada kucing jantan dewasa, dimana ditandai oleh susah buang air kecil (biasanya terlihat dengan tanda kucing terlihat sering ke tempat pasir dan sudah memperlihatkan posisi ingin buang air kecil, tetapi tidak ada urine yang keluar), serta ditandai juga oleh kencing yang berdarah.
Apabila kita menjumpai anjing dan kucing kesayangan mengalami kondisi berkurang dan hilangnya nafsu makan tanpa disertai gejala-gejala sakit (misalnya muntah yang sering dimana muntahan berupa cairan kuning dan sangat sering, diare, keluar lendir/ingus dari hidung, kencing berdarah, dan pincang), maka penanganan pertama sebelum kita sempat membawa ke dokter hewan adalah sebagai berikut :
- Pemberian beberapa pilihan makanan, bisa terdiri dari dry food atau wet food, hal ini bertujuan supaya hewan bisa memilih apa yang disukainya. Teknik seperti ini harus kita pantau karena jika menggunakan wet food maka wet food tidak boleh dibiarkan terlalu lama.
- Memindahkan atau memberikan lingkungan yang nyaman bagi anjing dan kucing kesayangan.
- Pemberian wet food/pakan basah dengan aroma yang kuat.
- Pemberian makanan dengan teknik force feed/menyuapi wet food kepada anjing dan kucing kesayangan kita.
- Pemberian suapan air hangat bercampur madu atau gula untuk hewan kesayangan yang benar-benar hilang nafsu makannya. Hal ini bertujuan untuk memberikan energi dan menghindari dehidrasi. Namun perlu berhati-hati jika hewan mengalami muntah yang sering.
Langkah berikutnya dan terutama pada anjing dan kucing kesayangan yang hilang nafsu makannya disertai tanda-tanda sakit seperti yang telah diuraikan di atas, maka wajib untuk dibawa ke dokter hewan. Dokter hewan akan mencari penyebab sakitnya dan kemudian akan memberikan terapi yang tepat.
Salam,
Tim Medisatwa
Comments
Post a Comment